Saturday, June 27, 2009

Sharing: Retret Doa Hening


Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur. (Kol 4 : 2)

Ling Ling dan saya mengikuti Retret Doa Hening di Lembah Karmel Cikanyere pada 10 – 12 November 2006. Di sana kami bertemu dengan Ayoeng, Lina, Sheryl, Yuli, Yulia dan Eddy.
Retret dibuka dengan Ekaristi dan dilanjutkan pengarahan tentang Petunjuk Praktis Doa, yang disampaikan Fr. Dion, CSE. Doa adalah memasuki hubungan pribadi dengan Allah, dibedakan doa lisan (misalnya doa Mazmur, doa jalan salib, dan doa rosario) serta doa batin, yang akan mengantar pada kontemplasi, misalnya doa nama dan doa Yesus. Hari pertama ditutup dengan adorasi.
Pengarahan Peranan Cinta dalam Doa diberikan Sr. Rufina, P. Karm pada hari kedua. Nilai doa akan semakin tinggi dengan cinta. Cara menjangkau Allah adalah dengan kasih karena Allah adalah kasih. Menurut Theresia Avilla, berdoa berarti mencintai.
Sr. Yohanita, P. Karm memberikan pengarahan tentang Hidup di Hadirat Allah. Manusia diciptakan untuk dan oleh Allah.
Pengarahan tentang Kebajikan Teologal disampaikan Sr. Skolastika, P. Karm. Kebajikan adalah suatu kecenderungan yang tetap dan teguh untuk melakukan hal yang baik bahkan untuk menghasilkan yang terbaik seturut kemampuannya. Kebajikan teologal, yaitu iman, harapan dan kasih, memampukan untuk ambil bagian dalam kodrat ilahi dan mempersatukan dengan Allah Tritunggal Maha Kudus. Cara melatih kebajikan dengan melatih hidup dalam iman, harapan dan kasih mulai dari hal kecil, memandang segala sesuatu dengan kacamata iman dan melakukan segala sesuatu demi cinta kepada Yesus.
Acara hari kedua diisi juga dengan meditasi jalan di siang hari dan ditutup dengan adorasi yang dilanjutkan pemberkatan dengan Sakramen Maha Kudus kepada peserta retret satu per satu. Saya konseling dengan Sr. Lisa, P.Karm mengenai bagaimana rasanya kontemplasi, tetapi masih tidak mengerti juga, mungkin karena kontemplasi bukan untuk dimengerti tapi untuk dialami.
Pengarahan tentang Tumbuh dalam Kemesraan dengan Tuhan disampaikan pada hari ketiga. Dalam keheningan dan kesunyian ditemukan Allah, setan dan diri sendiri. Tuhan meminta mau diubah, dibentuk olehNya, masuk dalam ruangan jiwa dan semakin peka terhadap kehendak Allah.
Ekaristi penutup, yang dipersembahkan secara konselebrasi, diadakan di ruang serba guna St. Theresia, yang dihadiri juga oleh ratusan umat. Sehubungan dengan macetnya rute Cikanyere – Bogor, maka Ling Ling dan saya memutuskan menginap di Bogor padahal tiket ke Surabaya malam itu sudah di tangan.


Linda AB

No comments:

Post a Comment