Sunday, March 29, 2020

Article: Introduction to the Four Things That Matter Most (in English and Chinese)






Here is the link about Introduction to the 4 Things that Matter Most:
in English: http://www.wikisummaries.org/wiki/The_Four_Things_That_Matter_Most
https://en.wikipedia.org/wiki/Ira_Byock

in Indonesian: https://anastasialindawatimm.blogspot.com/2020/10/article-pengantar-4-hal-paling-penting.html

Here is the link to order the Chinese version of the book: https://www.caritasse.org.hk/zh/?p=9528
and the Ning An service from Caritas: https://www.caritasse.org.hk/zh/?page_id=8576



Tuesday, March 17, 2020

Sharing: Tetap tenang, Jaga Kesehatan, Kebersihan dan Jarak di tengah Pandemi Covid-19

(updated on Mar 23, 2020)

Saya bukan ahli kesehatan tapi saya ingin berbagi pengalaman selama di Shenzhen dan Hong Kong sehubungan dengan pandemi Covid-19.
Waktu itu ada demonstrasi yang meminta agar semua perbatasan dengan Shenzhen-China ditutup tapi pemerintah Hong Kong hanya menutup sebagian-sebagian karena ekonomi Hong Kong juga tergantung China daratan: turis, barang kelontong, sayur mayur, dll belum lagi orang-orang/murid-murid SD-SMA yang bekerja/sekolah di Hong Kong tapi tinggal di Shenzhen.  Saat ini masih 3 perbatasan yang dibuka tetapi kedatangan dari China daratan harus dikarantina 14 hari  (kemudian ditambah beberapa negara lain karena akhir-akhir ini lebih banyak kasus impor) dengan hukuman denda dan penjara kalau melanggar. 
Libur sekolah diperpanjang sampai 17 Feb, lalu Mar 2, lalu Mar 16 lalu April 20 tetapi sudah mulai online sejak Feb 17.  Pegawai negeri bekerja dari rumah sampai 2 Feb, lalu diperpanjang sampai 2 Mar.  Perbankan juga mulai menutup beberapa cabangnya dan meminta para nasabah untuk menggunakan ATM.
Pemerintah meminta masyarakat mengurangi keluar rumah, ketika di kerumunan memakai masker (meski ada yang mengatakan yang sakit saja yang memakai masker seperti di Singapura https://www.straitstimes.com/singapore/health/coronavirus-chief-medical-officer-responds-to-view-that-everyone-should-wear-a-mask), sering mencuci tangan.  Hong Kong sudah mengalami SARS di tahun 2003 sehingga masyarakat lebih disiplin termasuk adanya pemindai suhu badan di perbatasan/bandara jauh sebelum Covid-19.  Saat saya pulang dari Shenzhen 21 Jan hanya sedikit yang memakai masker, tapi 23 Jan hampir semua memakai masker.
Rumah makan di Hong Kong ada yang menyediakan pembatas transparan: https://news.detik.com/foto-news/d-4896976/imbas-corona-meja-makan-di-hong-kong-disekat-panel-plastik sedangkan jasa pengiriman makanan Mei Tuan di China menyediakan pembatas dari karton yang bisa dilipat.   
Sejak Feb 15 tidak ada misa harian dan mingguan di Hong Kong, tetapi tersedia siaran langsung Misa.  Sebelum itu tidak boleh memakai buku yang dipakai bersama, jadi pakai handphone. Menerima Hosti di tangan, lalu membuka masker dengan tangan kiri, ambil Hosti dengan tangan kanan, pasang kembali masker dengan tangan kiri).  Keuskupan memberikan panduan secara detail dan disesuaikan dengan kondisi: https://catholic.org.hk/en/%ef%bc%8b%e4%b8%bb%e6%95%99%e5%85%ac%e7%bd%b2%e9%80%9a%e5%91%8a/
Memakai masker yang tiga lapis, jangan memegang muka dan masker karena virus menempel pada bagian luar masker (yang berwarna lebih gelap) jadi ketika melepas masker jangan dipegang bagian luarnya, tetapi lipat ke arah luar dan buang.  Dalam training online Shenzhen volunteer Distrik Long Gang https://m.zhundao.net/event/208850?from=singlemessage&isappinstalled=0, yang harus diikuti oleh semua volunteer, masker yang sudah dipakai harus dibungkus dengan plastik, disinfektan baru dibuang).  Berikut ini cara memakai masker yang benar: https://kaltim.idntimes.com/health/fitness/lia-hutasoit-1/antisipasi-virus-corona-ini-cara-gunakan-masker-yang-benar-versi-who-regional-kaltim/full
Di Hong Kong juga sempat ada panic buying barang kebutuhan sehari-hari, antrian panjang beberapa jam untuk membeli masker, yang berlipat harganya, sampai akhirnya toko-toko memasang pengumuman tidak ada masker dan hand sanitizer.  Lalu ada pembagian masker dan hand sanitizer gratis bagi para lansia, bahkan 15 Maret ada pembagian masker 5 pcs untuk setiap warga di desa saya.   Saya lihat selama ini pasar dan supermarket masih banyak barang dagangan.  Saya bersyukur ada umat yang menyumbang beras dan masker sehingga tidak perlu mengantri.  Pemerintah akan memberi subsidi kepada dunia usaha yang terkena dampak pandemi dan juga membagikan HKD. 10,000 kepada semua permanent residence.
Pemerintah Macau menganjurkan menjaga jarak: kasino ditutup 2 minggu, libur sekolah diperpanjang, pembelian masker dibatasi dengan harga biasa sehingga semua orang bisa membeli.  Setelah beberapa minggu, baru kemarin bertambah dari 10 pasien menjadi 11 pasien.
Mulai 23 Jan pukul 10 pagi Wuhan diisolasi sehingga semua kendaraan umum dihentikan operasionalnya https://www.youtube.com/watch?v=XU9FVqwO4TM dan https://www.youtube.com/watch?v=MnhTFjxRVUM, saat itu jumlah pasien di Wuhan sebanyak 495 orang, kemudian beberapa kota di sekitarnya juga diisolasi.   Orang-orang di kota lain dibatasi pergerakannya, libur tahun baru diperpanjang, desinfektan jalan-jalan dan bagi pegawai yang masuk pabrik https://www.businessinsider.com/coronavirus-china-wuhan-spray-disinfectant-tunnel-bleach-2020-2, pendataan dari rumah ke rumah termasuk pengukuran suhu badan, hanya satu orang yang boleh ke pasar dan tidak setiap hari, kantor harus mendapat ijin untuk mulai beroperasi, ada yang masih bekerja di rumah sampai sekarang, dll.  Berikut ini salah satu film dokumenter: https://www.youtube.com/watch?v=3K3fy5eKeuM&t=554s
 Saya masih volunteer di RS Shenzhen sampai 21 Jan (tentu bukan di bagian UGD dan memakai masker), keesokan harinya sudah tidak boleh lagi sampai sekarang (Hong Kong juga tidak boleh kunjungan RS sampai sekarang).  Sehari sebelumnya, siswa 18 tahun kebawah tidak boleh volunteer di RS.  Akhir bulan Jan para volunteer diminta membantu di supermarket: mengecek suhu tubuh pengunjung, membantu membersihkan keranjang belanja dll karena beberapa supermarket kekurangan pegawai karena belum kembali dari mudik Imlek.
Pada 11 Feb pegawai pemerintah  di Jalan Nan Wan Shenzhen meminta riwayat perjalanan mulai 13 Jan: kapan keluar/masuk Shenzhen, moda transportasi, dll.  
Kita sudah mendengar bagaimana China mengerahkan tenaga medis dari seluruh China termasuk dari militer ke daerah episenter epidemi (waktu itu belum pandemi), membangun beberapa rumah sakit sementara, peningkatan kapasitas produksi masker, menginstruksikan perlunya keseimbangan antara penangulangan epidemi dengan perputaran roda ekonomi.    Hal-hal besar ini bisa dilakukan dengan cepat di China termasuk dalam hal perijinan.  Presiden Trump bahkan iri dengan Presiden Xi Jin Ping karena Presiden Xi tidak perlu menanggani perbedaan pendapat: https://ph.news.yahoo.com/coronavirus-china-mask-making-juggernaut-043647909.html.  
Saat ini semua RS sementara di China sudah ditutup karena semakin banyak yang sudah sembuh.  Tentu ini juga tidak lepas dari pengorbanan para tenaga medis: para suster mencukur rambut supaya memudahkan memakai perlengkapan medis https://www.youtube.com/watch?v=Lzk7-Kw-K4w, tidak pulang berminggu-minggu, terinfeksi https://www.youtube.com/watch?v=4wyAKEsUkVY, bahkan sampai meninggal karena terinfeksi https://www.youtube.com/watch?v=CfGML4Cl2As, dll.  Berikut ini link video tentang tim medis yang diperbantukan di Wuhan:  https://www.youtube.com/watch?v=PMj3UAclTu4, https://www.youtube.com/watch?v=JK0JnuuyKWA, dan https://youtu.be/24JmeTNEZf0
 Di Indonesia tidak semudah itu karena banyak yang berpendapat bahkan dengan agenda tersembunyi, tapi belum tentu terbaik karena tidak melihat kepentingan Nasional.  
Dari sekilas sharing di atas terlihat bahwa penanggulangan epidemi di beberapa tempat dilakukan secara bertahap tergantung kondisi.  Ini video tentang bagaimana Covid 19 bisa berakhir: https://www.suara.com/news/2020/03/16/071500/viral-video-bagaimana-wabah-covid-19-bisa-berakhir-ini-penjelasannya, jaga jarak https://www.youtube.com/watch?v=8Hi9-5F2zW4 dan penanganan epidemi di South Korea: https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/26/140735365/angka-kasus-virus-corona-bisa-ditekan-apa-yang-bisa-dipelajari-dari-korea
 Jadi tetap tenang, jaga kesehatan, kebersihan dan jarak, bersatu dengan pemerintah pusat dalam menangani pandemi, dan tentu saja berdoa supaya pandemi ini tidak membuat RS kewalahan menangani pasien dan bisa berakhir secepatnya.   Kepanikan tidak menyelesaikan masalah tetapi justru bisa memperbesar masalah.  Perlunya meningkatkan semangat berbagi untuk meminimalkan resiko karena tidak semua orang mempunyai uang, tenaga dan waktu untuk berbelanja di luar belanja rutin: https://www.insider.com/viral-video-shows-mom-crying-over-sold-out-diapers-walmart-2020-3
Santo Paulus dalam 1 Tesalonika 5: 16-18 mengatakan: Bersukacitalah senantiasa,. Tetaplah berdoa.  Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah dalam Kristus Yesus bagi kamu. Berikut ini link video Thank you, Corona: https://youtu.be/sgm9E_cmvWA . Ada yang menyarankan untuk mensyukuri tiga hal ketika mencuci tangan karena itu akan setara dengan 20 detik.
Doa Bapa Paus Fransiskus untuk pandemi bisa dilihat di https://penakatolik.com/2020/03/14/covid-19-paus-memanjatkan-doa-kepada-perawan-maria-untuk-perlindungan/.  Santa Corona, doakanlah kami: https://aleteia.org/2020/03/14/yes-theres-actually-a-st-corona-and-shes-buried-in-the-middle-of-the-pandemic/
Semoga entah sehat atau sakit, miskin atau kaya, dihormati atau dihina, kita selalu lepas bebas dari kelekatan tidak teratur, sehingga kita semata-mata menginginkan dan memilih apa yang lebih membawa kita bagi semakin besarnya kemuliaan nama-Mu dan keselamatan sesama. Amin. https://www.usd.ac.id/cm/novena-st-ignatius-loyola/

Hong Kong, March 17, 2020


Sr. Anastasia B. Lindawati, M.M.
Lets control our shopping urges to support less waste living for a better world.