Selamat siang Bapak/Ibu/Saudara/Saudari sekalian. Pertama-tama saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pengurus KKI DC dan Romo Lukas Batmomolin, SVD, yang telah memberi kesempatan untuk membagikan pengalaman panggilan saya sebagai seorang biarawati dan misi dari Maryknoll Sisters.
Nama saya Anastasia Birgitta Lindawati. Saya dilahirkan di Jombang Jawa Timur dan menempuh pendidikan di sekolah katolik sejak taman kanak-kanak sampai SMA. Saya dibaptis sewaktu kelas tiga SMA.
Saya berkeinginan menjadi seorang biarawati ketika kuliah tingkat satu tetapi kemudian saya berpikir bahwa saya dapat melakukan pelayanan meskipun menikah. Setelah bekerja sekitar sepuluh tahun saya tidak melakukan pelayanan apapun. Saya sibuk dengan kehidupan pribadi terutama ketika menjadi seorang kepala cabang sebuah perusahaan kargo di Surabaya.
Ketika sedang duduk di depan gua Maria di Pertapaan Karmel Tumpang, di bulan Oktober 2005, saya mulai menangis ketika menyadari betapa Tuhan sangat memberkati saya dan mulai berpikir tentang panggilan hidup saya. Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan empat bulan kemudian agar bisa berkonsentrasi dalam mencari kehendak Tuhan. Saya mulai mengunjungi beberapa komunitas biarawati, mengikuti beberapa retret dan Sekolah Evangelisasi se-Asia Pasifik di Australia.
Saya mengenal Maryknoll Sisters pada bulan Juni 2006, melalui Rm. Agust Surianto dan Rm. Ridwan Amo, yang pernah menjadi murid Maryknoll Sisters sewaktu masih frater di Bandung. Komunikasi saya dengan Direktur Panggilan Maryknoll Sisters berlangsung melalui email, mengingat tidak ada biara Maryknoll Sisters di Indonesia sejak kemerdekaan Timor Leste.
Saya menjalani “live in” di Maryknoll Sisters selama empat bulan termasuk mengajukan surat lamaran. Saya diterima untuk menjalani masa orientasi sebagai calon Maryknoll Sisters sehingga saya berangkat ke USA pada bulan Juli 2007. Selama masa orientasi di Chicago, saya tinggal bersama tiga orang calon yang lain dan dua orang suster direktur, bergiliran memasak, membersihkan rumah, memimpin ibadat pagi dan sore, menjalani pendidikan di Catholic Theological Union Chicago, mengunjungi pasien di University of Chicago Hospital, mengunjungi penderita HIV/AIDS di Bonaventure House, menjadi volunteer di pusat kehamilan Aid for Women, dll.
Saya mengucapkan kaul kemurnian, kemiskinan dan ketaatan untuk tiga tahun pada tanggal 9 Agustus 2009 di Maryknoll Sisters Center New York, dimana saya berjanji untuk hidup sederhana dan dengan ketaatan sebagai wanita selibat dalam komunitas, mengikuti Injil dan berkomitmen untuk melayani misi universal Gereja.
Komitmen untuk hidup sederhana, dengan ketaatan kepada kehendak Allah, dan hidup berkomunitas merupakan panggilan setiap umat Katolik, apalagi hidup berkomunitas merupakan ciri khas Gereja perdana. Karenanya upaya untuk mengumpulkan umat Katolik di DC area dalam wadah KKI menjadi suatu sarana untuk menampakkan komitmen untuk hidup berkomunitas.
Meskipun saya sudah pernah memutuskan untuk tidak menjadi biarawati tetapi ternyata Tuhan memberi kesempatan kedua dan saya percaya ini adalah kehendak Tuhan. Selama dua tahun di USA, saya merasakan betapa Tuhan selalu hadir dalam peristiwa sehari-hari, melalui begitu banyak orang yang hadir dalam hidup saya diantaranya Romo Lukas dan termasuk melalui kebiasaan memakai pink, sehingga saya maju terus dalam menjalani masa orientasi sampai selesai.
Kalau dalam bacaan Injil hari Ini, Tuhan Yesus mengatakan sesungguhnya setiap orang, yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal, maka saya menerima bahkan lebih dari seratus kali lipat saudara laki-laki dan saudara perempuan dalam keluarga besar Maryknoll.
Yang menjadi tanda sebagai seorang Maryknoll Sister adalah cincin dengan logo Chi Rho, yaitu dua huruf pertama dalam bahasa Yunani yang artinya Kristus, dan lingkaran yang melambangkan dunia.
Motto Maryknoll Sisters adalah Membuat Cinta Allah Kelihatan, yang menjadi inspirasi motto saya, Mari kita melakukan hal sederhana dengan cinta yang sederhana untuk membuat Cinta Allah Kelihatan.
Sebagai seorang Maryknoll Sister, saya akan melakukan pelayanan misi di luar Indonesia kecuali ketika sedang melakukan pelayanan keluarga. Setelah menyerahkan sebagian besar sekolah, rumah sakit dan lembaga lain kepada awam, kami melakukan berbagai jenis pelayanan di Afrika, Asia, Amerika dan Kepulauan Pasifik, diantaranya mengadakan latihan kepemimpinan, mengajar, merintis proyek penambah penghasilan, dan melayani penderita HIV/AIDS. Kami juga mempunyai kantor yang memperhatikan masalah-masalah global di Washington DC, yang baru saja saya kunjungi dalam minggu ini bersama misionaris awam Maryknoll.
Semua karya kami ini tentunya sejalan dengan pesan Bapa Paus Benediktus XVI dalam rangka Hari Minggu Misi Sedunia 2009, yang menyatakan bahwa Gereja ingin mengubah dunia dengan mewartakan Injil Cinta kasih, "yang dapat selalu menerangi dunia yang semakin suram dan memberi kita keberanian yang dibutuhkan untuk hidup dan berkarya ... dan dengan cara ini membuat terang Allah masuk ke dalam dunia" (Deus Caritas Est, 39).
Bapa Paus juga mengimbau, agar semua umat dan lembaga Gereja untuk berpartisipasi sekaligus "menegaskan sekali lagi bahwa tugas untuk mewartakan Injil kepada semua umat manusia merupakan perutusan hakiki Gereja" (Evangelii Nuntiandi, 14), suatu tugas dan misi yang semakin mendesak dalam masyarakat dewasa ini yang mengalami perubahan yang meluas dan mendalam. Karenanya saya akan mengakhiri sharing ini dengan kutipan dari Mother Mary Joseph pendiri Maryknoll Sisters “Setiap orang, dengan pekerjaannya masing-masing, dengan daya tariknya masing-masing, dipakai oleh Allah sebagai sarana khusus untuk melakukan pekerjaan tertentu untuk menyelamatkan jiwa tertentu.”
Silakan mengambil kartu dan booklet tentang Maryknoll Sisters di bagian belakang Gereja. Bagi yang berminat untuk membaca pengalaman-pengalaman saya, bisa membacanya di website Maryknoll Sisters, blog serta facebook saya.
Saya juga mohon bantuan doanya agar dapat menjalankan komitmen saya sebagai seorang Maryknoll Sister.
Sekali lagi terima kasih banyak kesempatan ini dan terutama untuk doanya. Semoga Tuhan memberkati Bapak/Ibu/Saudara/Saudari sekalian dalam perjalanan misionaris kita masing-masing.
Washington DC, Okt 11, 2009
Sr. Anastasia B. Lindawati, M.M.
Let’s do simple things with simple love to make God’s love visible
Nama saya Anastasia Birgitta Lindawati. Saya dilahirkan di Jombang Jawa Timur dan menempuh pendidikan di sekolah katolik sejak taman kanak-kanak sampai SMA. Saya dibaptis sewaktu kelas tiga SMA.
Saya berkeinginan menjadi seorang biarawati ketika kuliah tingkat satu tetapi kemudian saya berpikir bahwa saya dapat melakukan pelayanan meskipun menikah. Setelah bekerja sekitar sepuluh tahun saya tidak melakukan pelayanan apapun. Saya sibuk dengan kehidupan pribadi terutama ketika menjadi seorang kepala cabang sebuah perusahaan kargo di Surabaya.
Ketika sedang duduk di depan gua Maria di Pertapaan Karmel Tumpang, di bulan Oktober 2005, saya mulai menangis ketika menyadari betapa Tuhan sangat memberkati saya dan mulai berpikir tentang panggilan hidup saya. Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan empat bulan kemudian agar bisa berkonsentrasi dalam mencari kehendak Tuhan. Saya mulai mengunjungi beberapa komunitas biarawati, mengikuti beberapa retret dan Sekolah Evangelisasi se-Asia Pasifik di Australia.
Saya mengenal Maryknoll Sisters pada bulan Juni 2006, melalui Rm. Agust Surianto dan Rm. Ridwan Amo, yang pernah menjadi murid Maryknoll Sisters sewaktu masih frater di Bandung. Komunikasi saya dengan Direktur Panggilan Maryknoll Sisters berlangsung melalui email, mengingat tidak ada biara Maryknoll Sisters di Indonesia sejak kemerdekaan Timor Leste.
Saya menjalani “live in” di Maryknoll Sisters selama empat bulan termasuk mengajukan surat lamaran. Saya diterima untuk menjalani masa orientasi sebagai calon Maryknoll Sisters sehingga saya berangkat ke USA pada bulan Juli 2007. Selama masa orientasi di Chicago, saya tinggal bersama tiga orang calon yang lain dan dua orang suster direktur, bergiliran memasak, membersihkan rumah, memimpin ibadat pagi dan sore, menjalani pendidikan di Catholic Theological Union Chicago, mengunjungi pasien di University of Chicago Hospital, mengunjungi penderita HIV/AIDS di Bonaventure House, menjadi volunteer di pusat kehamilan Aid for Women, dll.
Saya mengucapkan kaul kemurnian, kemiskinan dan ketaatan untuk tiga tahun pada tanggal 9 Agustus 2009 di Maryknoll Sisters Center New York, dimana saya berjanji untuk hidup sederhana dan dengan ketaatan sebagai wanita selibat dalam komunitas, mengikuti Injil dan berkomitmen untuk melayani misi universal Gereja.
Komitmen untuk hidup sederhana, dengan ketaatan kepada kehendak Allah, dan hidup berkomunitas merupakan panggilan setiap umat Katolik, apalagi hidup berkomunitas merupakan ciri khas Gereja perdana. Karenanya upaya untuk mengumpulkan umat Katolik di DC area dalam wadah KKI menjadi suatu sarana untuk menampakkan komitmen untuk hidup berkomunitas.
Meskipun saya sudah pernah memutuskan untuk tidak menjadi biarawati tetapi ternyata Tuhan memberi kesempatan kedua dan saya percaya ini adalah kehendak Tuhan. Selama dua tahun di USA, saya merasakan betapa Tuhan selalu hadir dalam peristiwa sehari-hari, melalui begitu banyak orang yang hadir dalam hidup saya diantaranya Romo Lukas dan termasuk melalui kebiasaan memakai pink, sehingga saya maju terus dalam menjalani masa orientasi sampai selesai.
Kalau dalam bacaan Injil hari Ini, Tuhan Yesus mengatakan sesungguhnya setiap orang, yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal, maka saya menerima bahkan lebih dari seratus kali lipat saudara laki-laki dan saudara perempuan dalam keluarga besar Maryknoll.
Yang menjadi tanda sebagai seorang Maryknoll Sister adalah cincin dengan logo Chi Rho, yaitu dua huruf pertama dalam bahasa Yunani yang artinya Kristus, dan lingkaran yang melambangkan dunia.
Motto Maryknoll Sisters adalah Membuat Cinta Allah Kelihatan, yang menjadi inspirasi motto saya, Mari kita melakukan hal sederhana dengan cinta yang sederhana untuk membuat Cinta Allah Kelihatan.
Sebagai seorang Maryknoll Sister, saya akan melakukan pelayanan misi di luar Indonesia kecuali ketika sedang melakukan pelayanan keluarga. Setelah menyerahkan sebagian besar sekolah, rumah sakit dan lembaga lain kepada awam, kami melakukan berbagai jenis pelayanan di Afrika, Asia, Amerika dan Kepulauan Pasifik, diantaranya mengadakan latihan kepemimpinan, mengajar, merintis proyek penambah penghasilan, dan melayani penderita HIV/AIDS. Kami juga mempunyai kantor yang memperhatikan masalah-masalah global di Washington DC, yang baru saja saya kunjungi dalam minggu ini bersama misionaris awam Maryknoll.
Semua karya kami ini tentunya sejalan dengan pesan Bapa Paus Benediktus XVI dalam rangka Hari Minggu Misi Sedunia 2009, yang menyatakan bahwa Gereja ingin mengubah dunia dengan mewartakan Injil Cinta kasih, "yang dapat selalu menerangi dunia yang semakin suram dan memberi kita keberanian yang dibutuhkan untuk hidup dan berkarya ... dan dengan cara ini membuat terang Allah masuk ke dalam dunia" (Deus Caritas Est, 39).
Bapa Paus juga mengimbau, agar semua umat dan lembaga Gereja untuk berpartisipasi sekaligus "menegaskan sekali lagi bahwa tugas untuk mewartakan Injil kepada semua umat manusia merupakan perutusan hakiki Gereja" (Evangelii Nuntiandi, 14), suatu tugas dan misi yang semakin mendesak dalam masyarakat dewasa ini yang mengalami perubahan yang meluas dan mendalam. Karenanya saya akan mengakhiri sharing ini dengan kutipan dari Mother Mary Joseph pendiri Maryknoll Sisters “Setiap orang, dengan pekerjaannya masing-masing, dengan daya tariknya masing-masing, dipakai oleh Allah sebagai sarana khusus untuk melakukan pekerjaan tertentu untuk menyelamatkan jiwa tertentu.”
Silakan mengambil kartu dan booklet tentang Maryknoll Sisters di bagian belakang Gereja. Bagi yang berminat untuk membaca pengalaman-pengalaman saya, bisa membacanya di website Maryknoll Sisters, blog serta facebook saya.
Saya juga mohon bantuan doanya agar dapat menjalankan komitmen saya sebagai seorang Maryknoll Sister.
Sekali lagi terima kasih banyak kesempatan ini dan terutama untuk doanya. Semoga Tuhan memberkati Bapak/Ibu/Saudara/Saudari sekalian dalam perjalanan misionaris kita masing-masing.
Washington DC, Okt 11, 2009
Sr. Anastasia B. Lindawati, M.M.
Let’s do simple things with simple love to make God’s love visible
No comments:
Post a Comment