Saturday, September 5, 2020

Article: Sustainable Preaching Suggestion 23rd Sunday in Ordinary Time (in English, Indonesian and Chinese)

(http://sustainable-preaching.org/2020/09/06/14th-sunday-after-pentecost-season-of-creation-1/)

by Bishop Geoff Davies, South Africa

Terjemahan bahasa Indonesia: Sr. Anastasia B. Lindawati, M.M.



“Cintailah sesamamu seperti dirimu sendiri… Cinta adalah pemenuhan hukum”.

Dalam masyarakat modern sekarang ini, kita perlu bertanya kepada diri kita sendiri - siapa sesama saya? Sesama kita adalah masyarakat yang tinggal di hilir sampah kita. Sesama kita adalah mereka yang terkena dampak perubahan iklim karena pilihan energi atau pengembalian investasi kita. Sesama kita adalah generasi yang akan datang, yang akan hidup di dunia yang suram dan tandus karena masyarakat konsumeris kita. Sesama kita adalah juga semua makhluk hidup yang membentuk web kehidupan tempat kita bergantung dan yang diserahkan Tuhan untuk kita jaga.

Kita dihadapkan pada pertanyaan teologis baru untuk jaman kita - bagaimana kita menanggapi anggota Gereja yang berdosa terhadap ciptaan Allah? Sudah lama Gereja memusatkan perhatian pada dosa individu, khususnya dosa seksual. Namun gaya hidup kita menghancurkan web kehidupan dan melukai masyarakat yang paling rentan.

Patriark dari gereja Ortodoks mengatakan ini:

Secara tradisional kita menganggap dosa hanya sebagai apa yang dilakukan orang kepada orang lain. Namun, menghancurkan keanekaragaman hayati dalam ciptaan Tuhan; menurunkan integritas bumi dengan berkontribusi terhadap perubahan iklim, dengan melucuti bumi dari hutan alamnya atau menghancurkan lahan basahnya; mencemari air bumi, tanah dan udara - semua ini adalah dosa. "

Pertanyaannya sangat mendalam - bagaimana kita menantang saudara-saudari kita di dalam Kristus untuk berhenti berdosa terhadap ciptaan dan generasi yang akan datang?

Bagaimana kita mencintai sesama kita dalam krisis ekologi saat ini? Sudah terlalu lama teologi, pemberitaan dan pelayanan gereja terlibat dalam pekerjaan ambulans, berusaha untuk menyembuhkan kerusakan yang disebabkan oleh perilaku buruk yang berpusat pada diri sendiri. Kita tahu bahwa kita harus memberi makan yang lapar - tetapi pertanyaannya saat ini adalah "bagaimana kita menghentikan agar orang tidak lapar?" Bagaimana kita menegakkan keadilan dan kesetaraan bagi semua orang dan seluruh kehidupan? Ada cukup sumber daya di planet ini untuk kebutuhan kita, tetapi tidak cukup untuk keserakahan kita (Mahatma Gandhi). Kehancuran kehidupan planet bukanlah kehendak Tuhan. Ini harus diwartakan dengan lantang dari setiap mimbar Gereja dan pembelajaran Alkitab di seluruh dunia. Kepedulian lingkungan harus menjadi prioritas.

Gereja di masa lalu khawatir bahwa dalam merawat alam, kita mungkin dituduh sebagai Pantheisme - yaitu penyembahan terhadap alam. Yang dibutuhkan adalah Panenteisme, yaitu “Tuhan dalam segala hal”. Semua kehidupan adalah sakral dan kita harus menyadari bahwa kita adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan yang lain, bagian dari web kehidupan. Kita merusak web kehidupan, dengan menimbulkan kepunahan, yang mengarah pada kematian kita sendiri.

Ini bukanlah kehendak Tuhan. Ada orang yang berkata bahwa mereka ingin mempercepat kedatangan Yesus yang kedua kali. Itu hanya bisa terjadi pada waktu Tuhan. Saat ini, kita mendatangkan “akhir dunia” sebagaimana kita memahami kehidupan di planet ini. Ini bukanlah rencana Tuhan. Marilah kita menyadari perlunya tindakan yang cepat untuk merawat kehidupan.

Kita diperintahkan untuk mencintai sesama kita, yang rentan, generasi mendatang dan seluruh web kehidupan. Untuk melakukannya, kita harus secara sadar berusaha hidup dalam harmoni dengan Tuhan, dengan satu sama lain, dan dengan alam. Dan kita harus menjadi teladan bagi seluruh umat manusia bahwa kita harus berhenti bersikap terlalu egois dalam cara kita memperlakukan alam dan sesama manusia.

Doronglah komunitas Anda untuk mendirikan Komunitas Ramah Lingkungan, sehingga Anda dapat terus mendapat informasi tentang masalah sosial dan lingkungan, dan mendorong otoritas politik, lokal dan nasional, untuk mengakui tanggung jawab mereka terhadap lingkungan dan untuk mengambil tindakan yang sesuai. Dengan menegakkan Keadilan Lingkungan, yaitu keadilan ekologi dan ekonomi, kita akan mengatasi kesenjangan sosial dan kemiskinan yang parah, yang ada di dunia kita saat ini.

Empat puluh persen makanan terbuang setiap hari sementara dua setengah miliar orang kelaparan. Periksalah gaya hidup Anda dan berkomitmenlah untuk mengurangi limbah makanan.

Kita harus membangun cagar alam, baik di darat maupun di lautan, sehingga semua ciptaan Tuhan tidak hanya dapat bertahan tetapi berkembang. Terhubunglah dengan cagar alam terdekat, tanamlah tanaman asli dan jangan menggunakan pestisida yang merusak keanekaragaman hayati.

Janganlah membuang sampah sembarangan - ini adalah bentuk penghujatan kontemporer, terlalu banyak untuk dunia-Mu Tuhan saat kami membuang plastik keluar dari jendela mobil. Berkampanyelah untuk mengakhiri kemasan plastik sekali pakai dan mendukung penggunaan wadah yang bertanggung jawab dan yang dapat dipakai ulang.

Mengadvokasi penghentian pemakaian bahan bakar fosil. Kita telah diberi semua energi yang kita butuhkan melalui sumber energi yang dapat diperbaharui, yaitu dalam angin yang bertiup dan matahari yang menyinari kita setiap hari.

Bersikeraslah melakukan praktek penangkapan ikan yang berkesinambungan.

Kurangilah konsumsi daging Anda. Cara memproduksi daging modern kejam dan merupakan penyebab utama emisi gas rumah kaca.

Menyelesaikan krisis ekologi planet bukan lagi masalah yang bisa kita serahkan kepada para ilmuwan. Karena kita semua adalah bagian dari masalah, maka kita semua juga bagian dari solusi. Kita semua harus memahami kekuatan yang telah menciptakan krisis ini dan sumber daya dalam tradisi kita, yang dapat memotivasi kita untuk menyelesaikan krisis ini. Salah satu tradisi itu adalah warisan Alkitabiah kita. (Uskup Agung Desmond Tutu https://id.wikipedia.org/wiki/Desmond_Tutu)

Bersama Bapa Paus Fransiskus, marilah kita mendengar “Tangisan orang miskin dan Tangisan Bumi dan berkomitmen untuk mencintai sesama kita.

Here is the Chinese version: https://mp.weixin.qq.com/s?__biz=MjM5MjEyNTA0Mw==&mid=2650665872&idx=3&sn=fca847a12a892fc4648116622377dcbb&chksm=bea24a8c89d5c39a8974b4b20d2af8fa1665c8fd2d548ae45110e11d524ac3542ea04bb96c47&mpshare=1&scene=1&srcid=0905EOKJHXlTH9fJSh7jd1XP&sharer_sharetime=1599266802909&sharer_shareid=2eeeeff8822f11ed801857f4b05dbd2c&exportkey=Ax8kZjoBxumqOKNPoFwCFO0%3D&pass_ticket=%2BWdyjBZ44XzzXNdmg9Xp6EieIOPko0rG4td%2BHhMJ3ovYckvi7p0rEkOxUx6ACx33&wx_header=0#rd


Here is the link of the rest of the year: http://sustainable-preaching.org/


No comments:

Post a Comment