Friday, January 1, 2021

Refleksi: Akhir Tahun 2020


Selamat malam dan sekali lagi saya ucapkan Selamat Natal untuk umat KKI HK dimanapun berada.  Terima kasih Romo Heri untuk kesempatan memberikan refleksi akhir tahun pada malam hari ini.

Kita semua tahu bahwa dunia mengalami tantangan besar di tahun  2020: pasien covid-19 terus bertambah bahkan muncul varian baru, memakai masker, sering mencuci tangan, menjaga jarak, pembatasan penerbangan dan kegiatan-kegiatan termasuk hanya bisa beribadat on line,  pemutusan hubungan kerja, resesi ekonomi, sampah kesehatan yang semakin banyak dan sederet tantangan lain, dan bagi kita yang di Hong Kong masih ditambah demonstrasi lanjutan tahun lalu dan covid-19 nya datang sampai empat gelombang.

Yang menarik, ternyata bahasa China menggunakan dua karakter untuk menggambarkan krisis, yaitu bahaya (=wei1) dan kesempatan (=ji1).  

Sekarang mari kita melihat kesempatan-kesempatan yang ada di tahun 2020: lebih banyak waktu bersama keluarga, lebih banyak waktu untuk berdoa dan merenung, lebih pandai memakai zoom, peluang menjual makanan buatan sendiri, barang-barang dari Indo, mulai dari masker, sanitizer dan makanan dan juga, langit yang lebih biru karena polusi yang jauh berkurang.


Saya sendiri mengalami tantangan dengan menjadi korban gelombang ke-4 covid-19: batuk ringan tapi membuat saya pertama kali menginap di rumah sakit bahkan sampai 11 hari, memakai piyama rumah sakit dan kemudian antri mengambil makanan mengingatkan saya akan kondisi para narapidana, hampir tiap hari tes darah, tes dahak, foto ronsen, di samping itu dua suster, satu pasutri dan staf yang harus dikarantina, disinfektan kompleks kapel dan biara tetapi juga menjadi kesempatan untuk  membantu beberapa orang buruh migran Indonesia yang juga sedang mengalami perawatan, mendapat antibodi dan menjadi tambahan pengingat untuk semakin berhati-hati.   Tetapi, semua ada hikmahnya!

Filsuf Socrates (469 SM-399 SM) menyatakan ini: “Hidup yang tidak direfleksikan tidak layak untuk dihidupi.” Socrates melihat bahwa hidup manusia berjalan bersama sang waktu dengan aneka realitas dan pengalaman yang terjadi. Ia mengajak setiap orang untuk merefleksikan perjalanan hidupnya. Jangan asal berlalu saja, tetapi petiklah nilai kebijaksanaan dalam setiap hal yang dilihat, dialami, dan telah terjadi.

Ada yang mengatakan ”Tuhan memberikan 24 jam sehari untuk semua orang.  Ada 4 hal yang tak akan kembali.  Sebutir batu, .....setelah ia dilontarkan.  Kata, ...setelah ia diucapkan atau ditorehkan.  Kesempatan, ...setelah ia hilang.  Waktu, ...setelah ia berlalu,”

Bagaimana kata-kata kita, apakah menghibur dan menguatkan orang-orang yang kita temui termasuk teman-teman dunia maya di facebook kita?  Apakah kita menggunakan kesempatan untuk bekerja di Hong Kong dengan sebaik mungkin termasuk bekerja dengan baik dan menabung? Apakah kita sudah menggunakan waktu yang kita miliki dengan efisien dan efektif termasuk untuk belajar dan hidup berkomunitas?  Santa Teresa dari Kalkuta mengatakan, “Beberapa orang datang dalam hidup Anda sebagai Berkat, yang lain datang dalam hidup Anda sebagai Pelajaran….”  

Stephen Covey, penulis buku “Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif” mengatakan salah satu kebiasaan dari orang-orang yang sangat efektif adalah mendahulukan yang utama.

 kita sudah menjadikan Tuhan sebagai yang utama dalam hidup kita, baik di tengah suka maupun duka? Apa yang akan dikatakan Tuhan pada saat kita menghadap-Nya?  Akankah Tuhan mengatakan, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan, sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku, ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. (Mat 25: 34-36)

Pada 21 Desember terjadi fenomena langit yang langka, yaitu planet Jupiter sangat dekat dengan planet Saturnus, yang biasa disebut Bintang Natal.  Dalam Mat 2: 1-2 dikatakan Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: Dimanakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?  Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.  Kisah Bintang Natal sampai saat ini masih tetap menjadi misteri yang menarik. Belum ada kesepakatan, teori astronomi mana yang paling tepat menggambarkan peristiwa Bintang Natal ini, karena juga terjadi di tahun 7 SM dan kita tahu bahwa Yesus lahir antara tahun 6-4 SM. Namun di antara misteri dan ketidakpastian itu satu hal yang pasti, kemuliaan Allah dinyatakan di antara bangsa-bangsa lewat kehadiran peristiwa alam, budaya, dan mitologi masyarakat zaman itu yang mengantarkan orang-orang majus menemukan Raja yang baru lahir yaitu Yesus Kristus.  

Bintang Natal terakhir kali terjadi pada 400 tahun lalu, dan terakhir bisa dilihat dari Bumi pada 800 tahun lalu, maka tahun 2020 menjadi tahun spesial tidak hanya dengan covid-19 nya tetapi juga dengan adanya Bintang Natal. Sebuah undangan untuk menjadi orang majus modern,  meskipun covid-19 masih beredar, meskipun vaksinasi belum ada kepastian jadwal dan meskipun masih ada tantangan dalam pekerjaan, usaha, perkawinan, keluarga, dan kesehatan, tetap bersemangat menemukan Imanuel, Tuhan beserta kita, dalam hidup kita sehari-hari di tahun 2021.

Dalam rangka memperingati 150 tahun deklarasi Santo Yosef sebagai Pelindung Gereja Semesta, Paus Fransiskus mencanangkan “Tahun Santo Yosef” mulai 8 Desember 2020 hingga 8 Desember 2021.  Bapa Suci menulis Surat Apostolik “Patris corde” (“Dengan Hati Seorang Bapa”) dengan latar belakang pandemi Covid-19, yang dikatakannya, telah membantu kita melihat lebih jelas pentingnya orang-orang “biasa” yang, meski jauh dari pusat perhatian, tetap sabar dan menawarkan harapan setiap hari. Dalam hal ini, mereka menyerupai Santo Yosef, “orang yang kehadirannya sehari-hari tidak diperhatikan, bijaksana dan tersembunyi”, yang meskipun demikian memainkan “peran yang tak tertandingi dalam sejarah keselamatan”.  Kiranya tahun Santo Yosef menginspirasi kita, orang-orang biasa, untuk memainkan peran dalam meneruskan karya penyelamatan Allah di dunia kenormalan baru.   

Berikut ini beberapa cara untuk hidup yang lebih bermakna di tahun 2021.

1. Meluangkan waktu untuk bersyukur, belajar, doa dan menjadi sukarelawan baik di KKIHK ataupun di organisasi lain.

2. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan berkomunikasi tanpa kekerasan.

3. Mengatakan “tidak” pada narkoba, alkohol yang berlebihan, rokok, dan seks di luar nikah.

4. Peduli bumi - rumah kita bersama, misalnya dengan mengikuti saran WWF Gaya Hidup yang Berkesinambungan: Senin Jumat vegetarian; Ketika makan di restoran dan ada sisa, membawa pulang /membagikan pada orang yang membutuhkan; Melihat kebutuhan sebelum membeli barang bukan karena tetangga sudah mempunyainya; Peralatan yang hemat energi dan air; menyumbangkan pakaian layak pakai, dll

5. Lebih banyak waktu bersama keluarga dan kerabat meskipun hanya bisa lewat vicol

6. Hidup dalam batas keuangan, menyumbangkan gaji pertama dan setidaknya 10% dari pendapatan untuk orang yang membutuhkan dan / atau tujuan baik.

Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya. (Ams 3: 9-10)

Haruslah engkau benar-benar mempersembahkan sepersepuluh dari seluruh hasil benih yang tumbuh di ladangmu, tahun demi tahun. Juga orang Lewi yang diam di dalam tempatmu janganlah kauabaikan, sebab ia tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama engkau.  Pada akhir tiga tahun engkau harus mengeluarkan segala persembahan persepuluhan dari hasil tanahmu dalam tahun itu dan menaruhnya di dalam kotamu; maka orang Lewi, karena ia tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama engkau, dan orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu, akan datang makan dan menjadi kenyang, supaya TUHAN, Allahmu, memberkati engkau di dalam segala usaha yang dikerjakan tanganmu. (Ul 14: 22, 27-29)

7. Donor darah / plasma, organ, dan / atau jasad untuk ilmu pengetahuan.  Sayangnya, kalau mau donor darah di Hong Kong, harus menunggu 3 tahun setelah pulang dari Indonesia.

8. Lepas bebas dan membiarkan Tuhan mengambil kendali atas hidup kita.

9. Hal lain yang ada dalam pikiran Anda.

Saya akan menutup refleksi malam hari ini dengan sebuah doa, yang saya ubah dari meditasi Mother Mary Joseph, pendiri Maryknoll Sisters:

Semoga Allah Bapa mencurahkan rahmat kepada kita semua untuk cukup mengasihi, cukup bersyukur, cukup mendengarkan, cukup bekerja, cukup belajar, cukup menabung, cukup berdoa, cukup berbagi, cukup sederhana, cukup hemat listrik, cukup hemat air, cukup mengurangi plastik, cukup mengurangi sampah, cukup peduli bumi, cukup berkorban dan menjadi agen perubahan untuk cara hidup yang baru di bumi - rumah bersama kita.

Maria Bunda Maryknoll - Doakanlah kami!

Selamat mensyukuri berkat Allah di tahun 2020 dalam misa tutup tahun sesaat lagi dan Selamat Tahun Baru 2021!  Semoga senantiasa sukacita, damai, penuh kasih, sehat walafiat, mudah mengendalikan diri dan bijaksana.

Hong Kong,  31 Desember 2020

 

Sr. Anastasia B. Lindawati, M.M.

Let’s control our shopping urges to support less waste living for a better world.

 

P.S. 

1. Renungan ini dibawakan dalam Refleksi Akhir Tahun KKI HK virtual pada 31 Desember 2020: https://www.facebook.com/100010139466897/videos/1365490627132240/

2. Video ucapan Selamat Tahun Baru untuk KKI HK: https://youtu.be/xElisIJynCM dan Twelvers IPB University 26: https://youtu.be/a-6-vbx8E7U 

3. Here is the link on weibo: https://weibo.com/7531921155/JBbYs0qay #元旦快乐# ​​​​


No comments:

Post a Comment