Saya termasuk orang yang kurus sejak kecil dan berkeinginan menjadi lebih gemuk. Sewaktu SMP, sempat terpikir untuk puasa senin kamis dan absen sesekali karena menurut kepercayaan pembantu saya, kalau lupa berpuasa senin kamis, maka akan menjadi gemuk. Tapi niat ini tidak pernah kesampaian karena takut tidak kuat juga L.
Setelah dewasa, saya punya kecenderungan untuk sakit kepala bila terlambat makan terutama nasi. Hal ini disebabkan tekanan darah saya akan turun karena tidak adanya karbohidrat yang masuk ke tubuh saya. Keluarga saya sudah tahu keluhan saya kalau terlambat makan nasi, sakit kepala. Saya bahkan pernah pingsan semasa SMA ketika mengikuti misa hari Minggu di Gereja St. Albertus Blimbing – Malang karena harus berdiri dan belum sarapan. Ketika kuliah saya juga pernah pingsan karena terlambat makan karena dokter gigi melarang untuk makan paling tidak satu jam setelah perawatan, waktu itu saya sedang menunggu makanan yang saya pesan.
Sekitar bulan Mei 2005, saya mulai mengenal apa yang disebut doa puasa Samuel untuk kebangunan rohani dan kememangan jiwa, yang didasarkan pada Sejak saat tabut itu tinggal di Kiryat-Yearim berlalulah waktu yang cukup lama, yakni dua puluh tahun, dan seluruh kaum Israel mengeluh kepada TUHAN. Lalu berkatalah Samuel kepada seluruh kaum Israel demikian: "Jika kamu berbalik kepada TUHAN dengan segenap hati, maka jauhkanlah para allah asing dan para Asytoret dari tengah-tengahmu dan tujukan hatimu kepada TUHAN dan beribadahlah hanya kepada-Nya; maka Ia akan melepaskan kamu dari tangan orang Filistin." Kemudian orang-orang Israel menjauhkan para Baal dan para Asytoret dan beribadah hanya kepada TUHAN. Lalu berkatalah Samuel: "Kumpulkanlah segenap orang Israel ke Mizpa; maka aku akan berdoa untuk kamu kepada TUHAN." Setelah berkumpul di Mizpa, mereka menimba air dan mencurahkannya di hadapan TUHAN. Mereka juga berpuasa pada hari itu dan berkata di sana: "Kami telah berdosa kepada TUHAN." Dan Samuel menghakimi orang Israel di Mizpa. Ketika didengar orang Filistin, bahwa orang Israel telah berkumpul di Mizpa, majulah raja-raja kota orang Filistin mendatangi orang Israel. Serta didengar orang Israel demikian, maka ketakutanlah mereka terhadap orang Filistin. Lalu kata orang Israel kepada Samuel: "Janganlah berhenti berseru bagi kami kepada TUHAN, Allah kita, supaya Ia menyelamatkan kami dari tangan orang Filistin itu." Sesudah itu Samuel mengambil seekor anak domba yang menyusu, lalu mempersembahkan seluruhnya kepada TUHAN sebagai korban bakaran. Dan ketika Samuel berseru kepada TUHAN bagi orang Israel, maka TUHAN menjawab dia. Sedang Samuel mempersembahkan korban bakaran itu, majulah orang Filistin berperang melawan orang Israel. Tetapi pada hari itu TUHAN mengguntur dengan bunyi yang hebat ke atas orang Filistin dan mengacaukan mereka, sehingga mereka terpukul kalah oleh orang Israel. Keluarlah orang-orang Israel dari Mizpa, mengejar orang Filistin itu dan memukul mereka kalah sampai hilir Bet-Kar. (1 Sam 7 : 2 – 11).
Sebenarnya saya sudah sempat mendengar kebiasaan doa puasa dari teman-teman denominasi Kristen lainnya tetapi tidak pernah tertarik untuk menjalaninya karena menganggap puasa dan pantang sepanjang Pra Paskah sudah cukup meskipun cukup sering terlewatkan karena terlupa.
Akhirnya saya putuskan untuk menjalani puasa Samuel demi kemenangan jiwa keluarga besar saya setiap selasa jam 06.00 – 18.00 bbwi mulai 23 Mei 2005 dengan tidak makan nasi dan lauk pauk tetapi tetap minum air putih/jus buah/es/makan buah. Di hari-hari biasa saya tidak sarapan, hanya minum jus wortel dan air jeruk nipis dicampur madu dan selama periode puasa ini, saya juga tetap tidak sarapan. Thank you untuk Ayoeng yang sudah bersedia menjadi pendukung doa.
22 Mei 2005 malam saya berdoa mohon kekuatan dari Allah agar saya dapat berpuasa sebagaimana yang saya rencanakan. Puasa hari pertama berjalan dengan baik. Saya selalu berdoa malam sebelum berpuasa agar kuat menjalani puasa keesokan harinya padahal malam-malam yang lain saya langsung tidur tanpa doa malam lagi.
21 Juni 2005 sore saya menghadiri pertemuan perdana anggota cybercell, suatu sel beranggotakan pria/wanita katolik 30 - 40 tahunan melalui email, dengan sakit kepala dan perut mual. Saya terlambat minum jus buah siang harinya dan setelah itu kepala saya sakit. Saya baru ingat kemudian kalau malam sebelumnya saya tidak berdoa. Saya mencoba bertahan sampai jam 18.00 dan kemudian minum jus alpukat tapi ternyata perut saya tdiak bsia diajak kompromi. Semua jus alpukat tersebut keluar kembali di wastafel rumah makan. Tetapi sekitar jam 19.00 bbwi saya sudah bisa makan nasi dan kondisi kembali normal.
14 Juli 2005 siang saya terpikir untuk berpuasa selama 1 minggu bagi kedamaian jiwa kakek yang meninggal 9 Juli 2005. Sore harinya, saya ke dokter gigi untuk kontrol kawat gigi saya, seharusnya jadwal kontrol tanggal 30 Juni 2005 tetapi ternyata ini membawa hikmah tersendiri. Mulai sore itu saya diharuskan memakai karet yang menghubungkan antara gigi atas dan gigi bawah untuk sisi kanan dan kiri dan harus dilepas tiap kali makan karena dengan posisi karet seperti itu tidak mungkin untuk makan. Karet itu harus dipasang selama tiga minggu, tetapi diganti setiap sore sekitar jam 18.00 sesuai waktu kontrol. Keluar dari kamar praktek dokter gigi, saya putuskan untuk puasa selama 3 minggu kecuali hari Minggu puasa hanya sampai jam 14.00 bbwi, suatu yang tidak pernah terbayangkan akan kuat saya lakukan.
17 Juli 2005 pagi adalah hari penguburan kakek. Sudah terbayangkan teriknya matahari di makam tetapi saya bertahan akan tetap berpuasa paling tidak sampai jam 14.00 bbwi. Saya hanya bisa berdoa supaya saya tetap kuat berpuasa sampai pemakaman selesai, jangan sampai membuat heboh dengan pingsan di pemakaman. Pagi-pagi ada suun goreng, salah satu makan favorit, di meja makan dan dengan refleks saya mengambilnya. Saya baru tersadar kalau saya berpuasa ketika saya membuka mulut untuk suapan pertama, secara otomatis karet yang ada di mulut tertarik. Akhirnya saya putuskan utnuk meninggalkan makanan tersebut di meja L
23 Juli 2005 adalah hari ujian kuliah magister manajemen saya. Tidak seperti biasanya, ada meja buffet di kampus, ternyata memang disediakan makan siang karena hari itu adalah hari ujian bersama untuk semua mahasiswa pascasarjana termasuk yang berasal dari luar kota. Saya dengan santainya mulai mengambil nasi, sayur krawu dan ebi goreng yang sangat menantang. Saya mulai tersadar kalau hari itu saya berpuasa ketika membuka mulut karena secara otomatis lagi, karet tersebut tertarik. Akhirnya saya tinggalkan makanan yang belum saya sentuh itu dimakan adik saya L
26 Juli 2005 adalah hari ke-11 puasa saya. Sejak sore saya sudah sakit kepala, biasanya sakit kepala seperti itu karena tekanan darah turun sebagai akibat terlambat makan nasi. Saya buka puasa seperti biasa tetapi bertahan tidak minum obat sakit kepala seperti yang biasa saya lakukan. Keesokan harinya saya masih merasa sakit kepala bahkan lebih parah daripada kemarin sore. Bahkan sempat terpikir untuk tidak masuk kantor tetapi karena sudah ada appointment, maka rencana ini saya batalkan. Saya juga sudah bermaksud untuk tidak berpuasa untuk hari itu. Saya putuskan berdoa dalam hati dengan posisi berbaring mohon kekuatan Allah agar sakit kepala saya hilang sehingga saya tetap dapat berpuasa sebagaimana saya rencanakan karena saya percaya Tuhan pasti menolong saya menghadapi godaan ini. Saya berdoa sekitar 5 -10 menit karena saya masih belum tahan berdoa berjam-jam. Akhirnya saya bangun dari tempat tidur dengan sakit yang berkurang. Sesampai di kantor sakit kepala saya sudah hilang dan bahkan saya tetap dapat berpuasa sampai sore harinya hanya dengan minum jus buah di siang hari dan air putih.
Puasa saya masih lima hari lagi ketika sharing ini saya tuliskan tapi saya percaya dengan bantuan kekuatan Allah sendiri saya akan mampu menyelesaikannya. Bukan kekuatan saya sendiri yang membuat saya mampu menjalani puasa ini, tetapi sungguh kekuatan Allah yang Maha Penolong, yang bagiNya tidak ada yang tidak mungkin asal kita sungguh percaya kepadaNya.
“…dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka “ (2 Taw 7 : 14)
Surabaya, 30 Juli 2005
Setelah dewasa, saya punya kecenderungan untuk sakit kepala bila terlambat makan terutama nasi. Hal ini disebabkan tekanan darah saya akan turun karena tidak adanya karbohidrat yang masuk ke tubuh saya. Keluarga saya sudah tahu keluhan saya kalau terlambat makan nasi, sakit kepala. Saya bahkan pernah pingsan semasa SMA ketika mengikuti misa hari Minggu di Gereja St. Albertus Blimbing – Malang karena harus berdiri dan belum sarapan. Ketika kuliah saya juga pernah pingsan karena terlambat makan karena dokter gigi melarang untuk makan paling tidak satu jam setelah perawatan, waktu itu saya sedang menunggu makanan yang saya pesan.
Sekitar bulan Mei 2005, saya mulai mengenal apa yang disebut doa puasa Samuel untuk kebangunan rohani dan kememangan jiwa, yang didasarkan pada Sejak saat tabut itu tinggal di Kiryat-Yearim berlalulah waktu yang cukup lama, yakni dua puluh tahun, dan seluruh kaum Israel mengeluh kepada TUHAN. Lalu berkatalah Samuel kepada seluruh kaum Israel demikian: "Jika kamu berbalik kepada TUHAN dengan segenap hati, maka jauhkanlah para allah asing dan para Asytoret dari tengah-tengahmu dan tujukan hatimu kepada TUHAN dan beribadahlah hanya kepada-Nya; maka Ia akan melepaskan kamu dari tangan orang Filistin." Kemudian orang-orang Israel menjauhkan para Baal dan para Asytoret dan beribadah hanya kepada TUHAN. Lalu berkatalah Samuel: "Kumpulkanlah segenap orang Israel ke Mizpa; maka aku akan berdoa untuk kamu kepada TUHAN." Setelah berkumpul di Mizpa, mereka menimba air dan mencurahkannya di hadapan TUHAN. Mereka juga berpuasa pada hari itu dan berkata di sana: "Kami telah berdosa kepada TUHAN." Dan Samuel menghakimi orang Israel di Mizpa. Ketika didengar orang Filistin, bahwa orang Israel telah berkumpul di Mizpa, majulah raja-raja kota orang Filistin mendatangi orang Israel. Serta didengar orang Israel demikian, maka ketakutanlah mereka terhadap orang Filistin. Lalu kata orang Israel kepada Samuel: "Janganlah berhenti berseru bagi kami kepada TUHAN, Allah kita, supaya Ia menyelamatkan kami dari tangan orang Filistin itu." Sesudah itu Samuel mengambil seekor anak domba yang menyusu, lalu mempersembahkan seluruhnya kepada TUHAN sebagai korban bakaran. Dan ketika Samuel berseru kepada TUHAN bagi orang Israel, maka TUHAN menjawab dia. Sedang Samuel mempersembahkan korban bakaran itu, majulah orang Filistin berperang melawan orang Israel. Tetapi pada hari itu TUHAN mengguntur dengan bunyi yang hebat ke atas orang Filistin dan mengacaukan mereka, sehingga mereka terpukul kalah oleh orang Israel. Keluarlah orang-orang Israel dari Mizpa, mengejar orang Filistin itu dan memukul mereka kalah sampai hilir Bet-Kar. (1 Sam 7 : 2 – 11).
Sebenarnya saya sudah sempat mendengar kebiasaan doa puasa dari teman-teman denominasi Kristen lainnya tetapi tidak pernah tertarik untuk menjalaninya karena menganggap puasa dan pantang sepanjang Pra Paskah sudah cukup meskipun cukup sering terlewatkan karena terlupa.
Akhirnya saya putuskan untuk menjalani puasa Samuel demi kemenangan jiwa keluarga besar saya setiap selasa jam 06.00 – 18.00 bbwi mulai 23 Mei 2005 dengan tidak makan nasi dan lauk pauk tetapi tetap minum air putih/jus buah/es/makan buah. Di hari-hari biasa saya tidak sarapan, hanya minum jus wortel dan air jeruk nipis dicampur madu dan selama periode puasa ini, saya juga tetap tidak sarapan. Thank you untuk Ayoeng yang sudah bersedia menjadi pendukung doa.
22 Mei 2005 malam saya berdoa mohon kekuatan dari Allah agar saya dapat berpuasa sebagaimana yang saya rencanakan. Puasa hari pertama berjalan dengan baik. Saya selalu berdoa malam sebelum berpuasa agar kuat menjalani puasa keesokan harinya padahal malam-malam yang lain saya langsung tidur tanpa doa malam lagi.
21 Juni 2005 sore saya menghadiri pertemuan perdana anggota cybercell, suatu sel beranggotakan pria/wanita katolik 30 - 40 tahunan melalui email, dengan sakit kepala dan perut mual. Saya terlambat minum jus buah siang harinya dan setelah itu kepala saya sakit. Saya baru ingat kemudian kalau malam sebelumnya saya tidak berdoa. Saya mencoba bertahan sampai jam 18.00 dan kemudian minum jus alpukat tapi ternyata perut saya tdiak bsia diajak kompromi. Semua jus alpukat tersebut keluar kembali di wastafel rumah makan. Tetapi sekitar jam 19.00 bbwi saya sudah bisa makan nasi dan kondisi kembali normal.
14 Juli 2005 siang saya terpikir untuk berpuasa selama 1 minggu bagi kedamaian jiwa kakek yang meninggal 9 Juli 2005. Sore harinya, saya ke dokter gigi untuk kontrol kawat gigi saya, seharusnya jadwal kontrol tanggal 30 Juni 2005 tetapi ternyata ini membawa hikmah tersendiri. Mulai sore itu saya diharuskan memakai karet yang menghubungkan antara gigi atas dan gigi bawah untuk sisi kanan dan kiri dan harus dilepas tiap kali makan karena dengan posisi karet seperti itu tidak mungkin untuk makan. Karet itu harus dipasang selama tiga minggu, tetapi diganti setiap sore sekitar jam 18.00 sesuai waktu kontrol. Keluar dari kamar praktek dokter gigi, saya putuskan untuk puasa selama 3 minggu kecuali hari Minggu puasa hanya sampai jam 14.00 bbwi, suatu yang tidak pernah terbayangkan akan kuat saya lakukan.
17 Juli 2005 pagi adalah hari penguburan kakek. Sudah terbayangkan teriknya matahari di makam tetapi saya bertahan akan tetap berpuasa paling tidak sampai jam 14.00 bbwi. Saya hanya bisa berdoa supaya saya tetap kuat berpuasa sampai pemakaman selesai, jangan sampai membuat heboh dengan pingsan di pemakaman. Pagi-pagi ada suun goreng, salah satu makan favorit, di meja makan dan dengan refleks saya mengambilnya. Saya baru tersadar kalau saya berpuasa ketika saya membuka mulut untuk suapan pertama, secara otomatis karet yang ada di mulut tertarik. Akhirnya saya putuskan utnuk meninggalkan makanan tersebut di meja L
23 Juli 2005 adalah hari ujian kuliah magister manajemen saya. Tidak seperti biasanya, ada meja buffet di kampus, ternyata memang disediakan makan siang karena hari itu adalah hari ujian bersama untuk semua mahasiswa pascasarjana termasuk yang berasal dari luar kota. Saya dengan santainya mulai mengambil nasi, sayur krawu dan ebi goreng yang sangat menantang. Saya mulai tersadar kalau hari itu saya berpuasa ketika membuka mulut karena secara otomatis lagi, karet tersebut tertarik. Akhirnya saya tinggalkan makanan yang belum saya sentuh itu dimakan adik saya L
26 Juli 2005 adalah hari ke-11 puasa saya. Sejak sore saya sudah sakit kepala, biasanya sakit kepala seperti itu karena tekanan darah turun sebagai akibat terlambat makan nasi. Saya buka puasa seperti biasa tetapi bertahan tidak minum obat sakit kepala seperti yang biasa saya lakukan. Keesokan harinya saya masih merasa sakit kepala bahkan lebih parah daripada kemarin sore. Bahkan sempat terpikir untuk tidak masuk kantor tetapi karena sudah ada appointment, maka rencana ini saya batalkan. Saya juga sudah bermaksud untuk tidak berpuasa untuk hari itu. Saya putuskan berdoa dalam hati dengan posisi berbaring mohon kekuatan Allah agar sakit kepala saya hilang sehingga saya tetap dapat berpuasa sebagaimana saya rencanakan karena saya percaya Tuhan pasti menolong saya menghadapi godaan ini. Saya berdoa sekitar 5 -10 menit karena saya masih belum tahan berdoa berjam-jam. Akhirnya saya bangun dari tempat tidur dengan sakit yang berkurang. Sesampai di kantor sakit kepala saya sudah hilang dan bahkan saya tetap dapat berpuasa sampai sore harinya hanya dengan minum jus buah di siang hari dan air putih.
Puasa saya masih lima hari lagi ketika sharing ini saya tuliskan tapi saya percaya dengan bantuan kekuatan Allah sendiri saya akan mampu menyelesaikannya. Bukan kekuatan saya sendiri yang membuat saya mampu menjalani puasa ini, tetapi sungguh kekuatan Allah yang Maha Penolong, yang bagiNya tidak ada yang tidak mungkin asal kita sungguh percaya kepadaNya.
“…dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka “ (2 Taw 7 : 14)
Surabaya, 30 Juli 2005
Linda AB (linda_ab06@yahoo.com)
Stasi St. Aloysius Gonsaga Mojoagung, Paroki St. Yosef Mojokerto
Stasi St. Aloysius Gonsaga Mojoagung, Paroki St. Yosef Mojokerto
No comments:
Post a Comment