Renungan di bawah ini merupakan terjemahan dari http://www.lentreflections.com/
Yesus memberi pengajaran yang aneh kepada pada muridNya pada malam
sebelum kematianNya. Ini adalah wasiatNya
yang terakhir. Dalam pembicaraan yang
tidak teratur ini, Yesus memberitahukan kepada mereka untuk terakhir kalinya
tentang visiNya, yaitu tentang dunia dimana ketakutan akan maut telah
dikalahkan.
Sejak awal pelayananNya, Yesus mengajar tentang kasih ilahi, yang
mengasihi kita tanpa syarat, bahkan melalui teror dan kegelapan maut, yang
mencari kita bahkan ketika kita mengembara jauh. Sama seperti ketika Dia menuju
rasa malu dan menyingkir dari dosa sebagai upaya untuk membawa terang kepada
para pendosa, sekarang Dia akan menuju pada kegelapan maut sebagai upaya untuk menunjukkan
jalan untuk melaluinya.
Yesus akan meninggalkan dunia ini dan Dia berdoa agar para muridNya
mengetahui bahwa mereka bukan dari dunia ini.
Seperti apa dunia ini? Lihatlah
sekeliling Anda. Ketakutan akan maut itu
seperti awan, seperti bayangan mengerikan yang jatuh di atas hidup dan
pengalaman manusia. Semua dugaan kita
akan rasa takut merupakan refleksi dan bagian dari rasa takut awali. Ini
membuat kita kaku, membelokkan kita dari diri sendiri dan membuat kita defensif,
pembenci, kasar dan pendendam.
Struktur penindasan di dunia ini berdasarkan pada ketakutan akan
maut. Tirani dapat mendominasi dan
melakukan ketidakadilan karena dapat
mengancam rakyat dengan kematian. Ketika
yang kuat menguasai yang lemah, kita melihat cara-cara kematian.
Yesus datang untuk menyatakan apa yang disebutNya Kerajaan Allah, cara kehadiran
Allah, perintah Allah. Ini merupakan
perintah, yang berdasarkan kasih Allah yang tidak terbatas dan yang menantang
maut. Dunia yang dipengaruhi oleh kasih
yang seperti ini akan seperti apa? Dunia
yang akan berubah secara radikal, revolusioner dan digantikan: “ Surga dan bumi
yang baru.”
No comments:
Post a Comment