Renungan di
bawah ini merupakan terjemahan dari http://adventreflections.com/advent-day-20-waiting-in-hopeful-expectation/
Kita adalah orang-orang Adven - orang-orang yang
menunggu.
Sesuatu (atau lebih tepat seseorang) akan datang, dan hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah menunggu dengan pengharapan yang penuh harap.
Para nabi besar Adven mengatakannya sebagai berikut: “Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.” (Yesaya 64:8).
Sesuatu (atau lebih tepat seseorang) akan datang, dan hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah menunggu dengan pengharapan yang penuh harap.
Para nabi besar Adven mengatakannya sebagai berikut: “Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.” (Yesaya 64:8).
Apakah dengan demikian kita tidak
melakukan apapun? Kita duduk seperti gumpalan daging menunggu Allah untuk
melakukan sesuatu dalam hidup kita? Tidak. Sebenarnya ada hal yang sangat
"aktif" tentang menunggu.
Apakah kamu ingat betapa kamu bersemangat dan penuh perhatian ketika
menunggu kedatangan seseorang? Kamu mengawasi dengan penuh harap setiap
mobil yang lewat ketika kamu menunggu di bandara. Semua indra tersedot
pada apa yang sedang terjadi; pikiranmu penuh dengan pengharapan. Ragamu
melompat. Saya pikir, beginilah menunggu dalam arti spiritual; inilah mood Adven.
Berikut ini beberapa saran praktis selama waktu yang tersisa dalam menunggu.
Pertama periksalah batinmu secara teratur. Sadari berapa besar dan kekuatan
dosa dalam hidupmu, khususnya perhatikan pada dosa-dosa yang kambuh kembali.
Kedua, berdoa. Brevir, membaca Kitab Suci, rosario, adorasi, doa Yesus-apapun
yang cocok untukmu. Tetapi bersandar
pada Allah dengan perhatian khusus selama beberapa hari terakhir Adven.
Ketiga, meminta maaf. Mintalah maaf kepada orang yang
sudah terluka karena dosamu. Tidak ada cara lain yang lebih baik untuk
mencapai ketidakberdayaan kita di hadapan Allah.
No comments:
Post a Comment