Ketika kita sedang menunggu, terkadang kita merasa seperti dalam
pembuangan. Pembuangan adalah tema yang
sangat besar dalam pikiran pengarang Kitab Suci karena dua pembuangan besar
pada dasarnya menentukan sejarah Israel: pembuangan ke Mesir dan pembuangan ke
Babel. Dalam kedua kasus ini, umat kudus Allah, ras yang dipilih secara khusus,
diperbudak oleh kekuasaan asing.
Nabi Barukh, yang adalah sekretaris nabi Yeremia, menulis dari Babel,
dari tanah pembuangan. Pada masa itu,
Yerusalem, kota kudus yang telah dirusak oleh orang-orang Babel dan
ditinggalkan, kuil dan tembok-temboknya tinggal puing-puing. Berdasarkan hal ini, Barukh mengatakan kepada
orang Israel agar “Hendaklah, hai
Yerusalem, menanggalkan pakaian kesedihan dan kesengsaraanmu, dan mengenakan
perhiasan kemuliaan Allah untuk selama-lamanya” (Barukh 5:1). Dengan
mata kenabiannya, beliau memimpikan hari, dimana Allah akan menuntun umatNya
pulang ke rumah.
Dalam terang ramalan kenabian Barukh dan sejarah panjang pembuangan dan
pengharapan, kita akan melihat pada Injil Lukas. Lukas mulai dengan menyebutkan wakil semua kekuasaan
besar yang menindas Israel: Kaisar Tiberius, raja dunia; Pontius Pilatus, wakil
lokal; Herodes dan saudaranya Filipus, para boneka kerajaan Romawi; Hanas dan
Kayafas, para pendukung.
Mereka adalah semua orang, yang dengan berbagai cara dan tingkatan,
menindas Israel. Tetapi lihatlah bagaimana
kutipan ini ditulis dengan indah: setelah menyebutkan semua figur yang terhormat
dan mulia, Lukas mengatakan kepada kita
bahwa sabda Allah bukan diberikan kepada mereka, melainkan kepada figur aneh di
padang pasir Yudea, nabi yang aneh dan tidak jelas yang bernama Yohanes.
Cara Allah bukanlah cara kita.
Allah tidak menilai orang dan kejadian sebagaimana kita menilai orang
dan kejadian. Betapa aneh bahwa Allah
akan hadir kepada figur yang tampaknya tidak penting ini!
Pesan apa yang diberikan Allah kepada Yohanes? Sang Pengirim sedang datang! Juru Selamat!
Tidak hanya seseorang yang akan membebaskan Israel untuk sementara waktu
dan secara politik, tetapi seseorang yang akan membebaskan mereka dari
pembuangan yang pokok, pengasingan mereka dari Allah.
Israel pasti sedang diselamatkan, dibawa pulang pulang kepada
Allah. Jadi bersiaplah untuk menerima
Sang Juru Selamat.
No comments:
Post a Comment