Renungan di bawah ini
merupakan terjemahan dari http://adventreflections.com/advent-day-19-what-should-we-do/
Pada
dasarnya, setiap orang ingin bertobat. Setiap kali muncul panggilan untuk
bertobat yang jelas dan tidak berkompromi, orang cenderung akan merespons. Orang pada akhirnya merindukan Allah, tidak
peduli betapa tinggi kedudukannya dalam masyarakat, tidak peduli betapa besar
rasa percaya dirinya.
Dan
sebagaimana mereka yang hidup pada masa Yohanes Pembaptis, kita juga bertanya
“Apa yang harus kita lakukan? Bagaimana
seharusnya kita menghidupi hidup kita?”
Tentu saja pertanyaan ini menyatakan tentang pertobatan: lebih berhubungan dengan tindakan daripada
sekedar perubahan dalam pikiran.
Kita
tahu bahwa hidup kita, dengan berbagai cara, telah berjalan di luar jalur dan
kita ingin mengembalikannya pada jalur yang seharusnya. Hal ini hanya mungkin terjadi melalui
beberapa hal tertentu yang kita lakukan.
Hidup spiritual pada akhirnya adalah satu set tindakan.
Jadi
apa yang dikatakan Yohanes Pembaptis untuk kita lakukan? Rekomendasi pertamanya adalah: “siapapun yang
mempunyai dua mantel harus berbagi dengan orang yang tidak mempunyainya” (Luk
3: 11). Hal ini sangat fundamental dan mendasar – tetapi hampir sepenuhnya
dilupakan! Ada sebuah peringatan yang
terus menerus dalam ajaran social Gereja, meskipun kepemilikan pribadi adalah
baik adanya, penggunaannya harus berorientasi sosial.
Paus
Leo XIII menulis dalam Rerum Novarum, “Jika pertanyaannya adalah bagaimana
kepemilikan pribadi seharusnya digunakan, Gereja menjawab tanpa ragu-ragu bahwa
seseorang seharusnya tidak menganggap kepemilikan pribadi sebagai miliknya
tetapi sebagai kepemilikan bersama.” Dan
hal ini adalah kalimat yang mengejutkan, yang sangat efektif untuk memeriksa
batin: “ketika kebutuhan pribadi sudah terpenuhi, dan ketika dengan jujur
memikirkan hal ini, maka membagikan kelebihannya kepada fakir miskin adalah
sebuah kewajiban.”
Seorang
Bapa Gereja Awali, St. Basil Agung, bahkan mengungkapkan ide ini dengan lebih
radikal senada dengan Santo Yohanes Pembaptis: “ Roti yang ada di lemarimu
adalah milik yang lapar. Mantel yang ada
di lemarimu adalah milik yang telanjang.
Sepatu yang kamu biarkan rusak adalah milik yang telanjang kaki. Uang yang ada di lemari besimu adalah milik
orang miskin. Kamu melakukan
ketidakadilan ketika kamu tidak menolong orang yang dapat kamu tolong.”
Jadi
apa yang seharusnya kita lakukan pada masa Adven ini, sebagai bentuk pertobatan
dan menunggu datangnya Juru Selamat?
Mengabdi pada keadilan, menyerahkan sesuai hak masing-masing dan berbagi
dengan mereka yang membutuhkan.
No comments:
Post a Comment