Thursday, July 15, 2021

Tanggapan

 Tanggapan atas “Teror dari Ayah Kandung Anakku” (Oh Tuhan Edisi 299 Tanggal 4-17 April 1994)

 

Yang Penting Keutuhan Perkawinan Anda

 

        Obsesi harus mempunyai anak (kandung), agar ada yang mewarisi kekayaan, telah mendorong suami Anda mengambil keputusan yang boleh dibilang nekad.  Ketidakinginan untuk mendapat malu karena tidak mampu mempunyai anak mendorong suami Anda untuk menghadirkan laki-laki lain dalam hidup Anda.  Dengan sadar suami Anda meminta Anda untuk melakukan penyelewengan dengan laki-laki yang sangat dikenalnya dan Anda kenal.  Tidak terpikirkan akibat-akibat yang mungkin timbul di kemudian hari.  Yang penting dalam keluarga Anda hadir seorang anak walaupun bukan hasil buah cinta antara Anda dan suami Anda.

Enam tahun tanpa hubungan suami istri ditambah kehebatan Dani membuat Anda lupa diri sejenak.  Anda terus menjalin percintaan dengan Dani walaupun dalam rahim Anda telah ada anak hasil hubungan Anda dengan Dani.  Meski begitu Anda tetap mengatakan bertahan untuk setia kepada suami.  Kesetiaan seorang istri kepada suaminya atau sebaliknya kesetiaan suami kepada istrinya tentunya tidak hanya diukur dari tetap utuhnya sebuah ikatan perkawinan, dalam artian tidak terjadi perceraian.

Ikatan perkawinan adalah suci dan sedapat mungkin satu sama lain tetap setia dalam untung dan malang sampai wafat.  Tidak mudah memang, tetapi ternyata antara Anda dan suami Anda tidak tampak keinginan untuk bercerai.  Ini merupakan modal yang sangat berharga sekali.  Dengan dasar inilah keputusan sebaiknya diambil.  Keutuhan ikatan perkawinan.

Dengan demikian Anda harus berusaha keras untuk tidak lagi mencintai Dani sebagaimana layaknya pria dan wanita yang masih lajang.  Anda tetap boleh mencintai Dani sebagai seorang kakak, bukan sebagai laki-laki yang mampu memberi kenikmatan seksual kepada Anda.  Ini akan membuat Anda tetap berdiri di samping suami Anda walau bagaimanapun teror yang dilancarkan oleh Dani.

Teror Dani dengan meminta uang kepada Anda berdua dengan ancaman akan memberitakan skandal antara Anda dengan dirinya tentunya tidak bisa dibiarkan terus menerus kecuali bila kemudian Anda berdua memutuskan untuk memenuhi permintaannya dengan rela.

Bila tidak demikian halnya, maka satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak Dani berbicara baik-baik.  Mengajaknya berbicara dari hati ke hati.  Mengingatkannya akan perjanjian yang dulu pernah dibuat.  Anda berdua jangan mudah terpancing emosi, hadapi dengan kepala dingin.

Bila cara ini tidak berhasil, maka yang bisa dilakukan adalah dengan menantangnya.  Anda berdua dengan tegas mengatakan menolak permintaannya karena tidak termasuk dalam perjanjian yang pernah dibuat.  Untuk ini memang Anda berdua harus menyiapkan diri terhadap segala kemungkinan yang bakal terjadi.  Bukan tidak mungkin ancaman yang selama ini dilontarkan Dani hanya gertak sambal.  Dani tidak mewujudkan ancamannya karena itu artinya mencoreng mukanya sendiri.  Kalau ini yang terjadi, berarti permasalahan selesai.

Tetapi bukan tidak mungkin pula Dani tetap mewujudkan ancamannya begitu Anda berdua menolak permintaannya.  Menghadapi kemungkinan seperti ini memang tidak mudah.  Butuh persiapan agar Anda berdua mampu menerimanya dengan lapang dada.  Tidak perlu memberi tanggapan yang bertubi-tubi atau membela diri.  Tidak perlu saling menyalahkan diantara Anda berdua.  Itu memang kesalahan yang pernah dibuat dan menjadi kewajiban bersama untuk menanggung resikonya.  Yang penting cinta kasih antara Anda berdua tidak memudar, demikian juga terhadap anak yang telah lahir.  Keutuhan ikatan perkawinanlah yang mendasarinya apalagi diantara Anda berdua telah hadir seorang anak sebagai buah kesepakatan Anda berdua walaupun lewat laki-laki lain.

Tidak ada yang tidak pernah bersalah tetapi yang berani mengakui kesalahan dan bangkit lagi hanya sedikit.  Semoga Anda berdua termasuk yang sedikit ini.

BIla Dani kemudian membongkar juga percintaan Anda dengannya kepada suami Anda.  Tidak bisa lain, akuilah dengan jujur dengan mengemukakan alasan yang sebenarnya.  Bila Anda sungguh-sungguh menunjukkan kepada suami Anda bahwa semuanya itu telah berakhir dan Anda benar-benar berada di samping suami Anda dalam menghadapi teror Dani, tentunya suami Anda akan mau mengerti.

Yang terakhir dan yang seharusnya Anda berdua lakukan adalah memohon kepada-Nya agar diberi kekuatan dalam menghadapi masalah ini dan diberi yang terbaik bagi keutuhan perkawinan Anda berdua, serta tentu saja mohon ampun atas kesalahan yang pernah dibuat.

Semoga keluarga Anda dapat menyelesaikan masaalah ini dengan baik!

 

Pengirim: A. B. Lindawati P.

No comments:

Post a Comment